Qur'an Tajwid With English Transliteration

Quranflash.com dengan bangga mengumumkan rilis dari Quran dengan bahasa Inggris Transliterasi gratis untuk download, untuk membantu dalam belajar cara mengucapkan dengan benar. Anda dapat menggunakan aplikasi ini untuk membaca dan mempelajari Al-Quran online tanpa memerlukan koneksi internet.

Al-Qur'an Shamarly

Shmarly adalah cetak digunakan di Mesir, setidaknya untuk jangka waktu yang panjang. Kami menawarkan gratis salinan Quran dalam tata letak Shmarly untuk saudara kita tercinta Mesir.

Al-Qur'an Urdu

Download Al-Qur'an dalam bahasa Urdu script gratis secara gratis, hadiah untuk kita tercinta berbahasa Urdu saudara dan saudari. Anda dapat menggunakan aplikasi ini untuk membaca dan mempelajari Al-Quran online tanpa memerlukan koneksi internet.

Al-Qur'an Warsh

Download Quran dalam narasi Warsh secara gratis, untuk membaca dan belajar secara offline narasi Warsh tanpa membutuhkan koneksi internet.

Al-Qur'an Tajwid

Download Quran Tajwid secara gratis, untuk membaca dan belajar Quran offline tanpa kebutuhan untuk koneksi internet.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Hukum Bacaan Lam Pada Lafadz Jalalah

•Yang dimaksud dengan lafadz jalalah adalah kata ا لله
•Yang dimaksud di sini adalah huruf lam kedua.
•Cara membaca lam jalalah ada dua macam:
  • Tafkhim (تفخيم)
Cara membaca bacaan tafkhim adalah dengan bibir sedikit kemuka dan daun lidah
Di tempelkan pada langit-langit atas. bacaan tafkhim terjadi manakala lafadz jalalah
Terletak sesudah harokat fathah atau dommah. Lam jalalah dalam contoh ini harus
Di baca tafkhim.
  • Tarqiq (تر قيق)
Cara membaca  tarqiq yaitu dengan menarik bibir sedikit mundur sehingga
Menjadi agak meringis.Bacaan tarqiq manakala lafadz jalalah terletak sesudah harakat kasrah. Tetapi Huruf lam yang bukan pada lafadz jalalah, baik didahului huruf yang bertanda
Baca kasrah, fathah maupun dommah, tetap harus di baca tarqiq atau di baca
tipis
Contoh :
  • Tafkhim =   ان نصر ا لله      ا ني عبد ا لله
  • Tarqiq
1. Bukan pada lafadz jalalah = لِلَّذِيْنَ اَ مَنُوْ ا - يَا اّيُّهَا الَّذِيْنَ اَ مَنُوْ ا -- وَ لَهُ ا لْحَمْدُ
2. Khusus pada lafadz jalalah = بِسْمِ ا للهِ ِللهِ رَ بِّ ا لْعَا لَمِيْنَ وَ ِلله ِا لْحَمْدُ
Sumber : http://pelajaran-jitu.blogspot.com/2011/09/hukum-bacaan-lam.html

Hukum Membaca Lam Jalalah

Menurut Hafs, bahwa semua lam yang ada didalam Al Qur an adalah dibaca tarqiq atau tipis kecuali lam yang terdapat dalam lafadh Allah (lafdhul jalalah) harus dibaca dengan taghlidh berat atau tebal.

Adapun tebalnya lam pada lafdhul jalalah itu terbatas yakni ketika lafadh Allah itu jatuh setelah harokat Fathah atau dhommah. Alasan dibaca tebal adalah menandakan akan keagungan Dzat Allah.

 Contoh. وَاللّهُ سَمِيْعٌ , يَوْمَ يَجْمَعُ اللّه
 
Sedangkan apabila lafadh Allah jatuh setelah harokat kasroh tetap dibaca tarqiq atau tipis. Alasannya adalah karena sulit untuk diucapkan.

Contoh : ولِلّهِ, أمِ ال


Sumber : http://ninik-listiawati.blogspot.com/2011/03/hukum-membaca-lam-jalalah.html

Hukum Membaca Ro

Hukum membaca Ro’ itu ada dua yaitu :
1. Tafkhim

Yaitu Ro’ yang dibaca berat, ketika mengucapkan huruf ini, maka bibir yang bawah terangkat naik. Sedangkan ukuran getaran ro’ paling banyak adalah tiga getaran atau boleh kurang dari tiga getaran dan tidak boleh lebih dari tiga getaran.

Adapun ciri-ciri ro’ yang dibaca tebal adalah sebagai berikut :
a. Ro’ yang berharokat Fathah atau Dhommah.

Contoh : رَحْمَةٌ, رُبَمَا
 
b. Ro’ mati jatuh setelah harokat fathah atau dhommah (baik ro’ sukun asli atau karena waqof. 
Contoh : يَرْزُقُ , يُرْزَقُون
 
c. Ro’ mati jatuh setelah harokat kasroh dan bertemu dengan huruf isti’la’ dalam satu kalimat (karena tinggi dan beratnya huruf isti’la’). Jumlah hurufnya ada tujuh yaitu yang terkumpul dalam lafadh خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ . 
 
Contoh: لبِالمِرْ صَادِ , مِنْ كلِّ فِرْ قَةٍ ,
Tetapi jika ro’ mati jatuh setelah kasroh dan meskipun bertemu dengan huruf isti’la’, tetapi tidak dalam satu kalimat, maka ro’ tetap dibaca tipis. 
Contoh : فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيْلًا
 

d. Ro’ mati didahului oleh hamzah washol ( baik harokat fathah, dhommah atau kasroh), baik harokatnya itu asli atau aridli. 
Contoh : اِرْ جِعىِ, الذىارْ تَضىَ
 

2. Tarqiq
yaitu ro yang di baca tipis atau ringan.


sedangkan ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

a.Semua ro’ yang berharokat kasroh, baik diawal kalimat, tengah kalimat atau akhir kalimat. Semua itu baik dalam kalimat Isim atau kalilmat Fi’il. 

Contoh : كَافِرِيْنَ , أرِنَا الّذين 
 

b.Ro’ mati jatuh setelah harokat kasroh asli dan sambung sekaligus tidak bertemu dengan salah satu huruf Isti’la’ dalam satu kalimat. 

Contoh : وقَالَ فِرْعَوْنُ, واصْطَبِرْ
 

c.Semua Ro’ yang mati tidak asli (karena waqof) baik ro’ berharokat fathah, dhommah atau kasroh dan selama ro’ tidak jatuh setelah harokat fathah atau dhommah.
Contoh:السّحْرُ, السَّرَا ئِرْ 
 

d. Ro’ mati jatuh setelah harokat kasroh meski bertemu dengan huruf isti’la’ tetapi tidak dalam satu kalimat. 
Contoh : ولاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ
 

e. Ro’ mati sebab waqof dan didahului oleh ya’ mati. 
Contoh : خَيْرٌ, خَبِيْرٌ
 

 Ro’ yang boleh dibaca dengan dua cara.
 

a. Ro’ sukun karena waqof dan jatuh setelah kasroh yang terpisah dengan huruf isti’la’ yaitu pada lafadz عَيْنَ القِطْرِ dan .مِصْرَ 

Sedangkan cara yang bagus membacanya adalah, untuk lafadz مِصْرَ dibaca tebal karena jika dibaca ketika washol, maka ro’ dibaca dengan tebal.

Sedangkan lafadz عَيْنَ القِطْرِ dibaca tipis sebab jika diwasholkan dibaca tipis sebab berharokat kasroh.


b. Lafadz كُلُّ فِرْ قٍ dibaca tebal karena ro’ sukun dan bertemu dengan huruf isti’la’. Dibaca tipis karena karena huruf isti’la’ (qof) berharokat kasroh.
 

 Ro’ yang bertasydid
 

a.Jika kita menjumpai ro’ yang bertasydid, maka cara membacanya yaitu dengan menyamarkan suaranya ro’ (kira-kira paling banyak tiga getaran).

Contoh : الرَّحيْمُ
 

b.Ro’ dibaca tipis sebab ro’ tasydid berharokat kasroh .
Contoh : الرِّ جَالُ
 

c.Ro’ dibaca antara tebal dan tipis yaitu apabila ro’ bertasydid yang berharokat kasroh jatuh setelah harokat fathah.

Contoh:  حَرِّقُوْهُ 
 

d.Ro’ dibaca antara tipis dan tebal yaitu apabila ro’ bertasydid baik berharokat fathah atau dhommah jatuh setelah harokat kasroh. 

Contoh: بسْمِ اللّه الرّحمن الرّحيم
 

 Ringkasan dan pengecualian
~Ro’ sukun jatuh setelah harokat kasroh yang wajib dibaca tafkhim (tebal), hal ini disebabkan karena ro’ tersebut bertemu dengan huruf isti’la’. contoh:
قِرْطَاسٌ

اِرْصَادًا

مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ

مِرْصَادًا

لَبِالْمِرْصَادِ

~Ro’ sukun jatuh setelah harokat kasroh yang wajib dibaca tafkhim (tebal), hal ini disebabkan karena ro’ tersebut jatuh setelah hamzah washol. Banyak sekali terdapat didalam Al Qur an, contoh :

اِنِ ارْتَبْتُمْ

رَبِّ ارْحَمْهُمَا

لِمَنِ ارْتَضَى

اِرْكَعُوْا واسجدوا

امِ ارْتَابُوْا



wallaahua'lam bishowab


Sumber : http://ninik-listiawati.blogspot.com/2011/03/hukum-membaca-ro.html 

Minggu, 07 Oktober 2012

Hukum Lam Ta'rif

Hukum Lam Ta’rif itu adalah :
1. Idzhar Qomariyah
إِظْهَارُ الْقَمَرِيَّةِ
Yaitu apabila ada Lam Ta’rif yang bertemu dengan salah satu huruf yang ada dalam kalimat :
{ اَبْغِ حَجَّكَ وَ خَفْ عَقِيْمَهُ }

Cara membacanya adalah dengan membaca huruf lam tersebut dengan jelas.
Contoh :
اَلْقُرْآنُ
الْفَتَّاحُ
اَلْقَمَرُ

2. Idghom Syamsiyyah
إِدْغَامُ الشَّمْسِيَّةِ
Yaitu apabila ada Lam Ta’rif yang bertemu dengan salah satu huruf yang ada dalam kalimat :
{  طِبْ ثُمَّ صِلْ رَحْمًا تَفُزْ ضِفْ ذَا نِعَمْ
دَعْ سُوْءَ ظَنٍّ زُرْ شَرِيْفًا لِلْكَرَمِ  }

Cara membacanya adalah dengan memasukkan huruf lam tersebut ke huruf sesudahnya sehingga yang terbaca hanyalah huruf sesudahnya dengan memakai Tasydid.
Contoh :
اَلدِّيْنُ
اَلسَّلاَمُ
اَلشَّمْسُ

Lam Ta'rif

Pengertian Al syamsiyah
1. Al” Syamsiyah adalah “Al” atau alif lam yang dirangkai dengan kata benda (isim) yang diawali dengan salah satu dari huruf-huruf syamsiyah. Syamsiah artinya seperti matahari
 

2. Jumlah huruf syamsiyah ada 14 huruf, yaitu huruf-huruf hijaiyah selain huruf-huruf qamariyah (seperti di bawah), yakni ط ث ص ر ت ض ذ ن د س ظ ز ش ل.
 

3. Cara membaca “Al” Syamsiyah adalah dengan memasukkan (mengidghamkan) “Al” (lam sukun) ke huruf-huruf syamsiyah sehingga bacaan lam sukunnya hilang dan lebur ke dalam huruf syamsiyah yang mengikutinya. Karena membacanya dengan diidghamkan, maka hukum bacaan “Al” Syamsiyah sering juga disebut dengan Idgham Syamsiyah ( إِدْغَامْ شَمْسِيَّةْ )

Alif Lam Syamsiah
1 Pada alif Lam syamsiah terdapat tanda tasyidَّ
2. Huruf اَلْ pada Alif lam Syamsiah tdk dibaca al melainkan lebur kedalam huruf didepanya
3. Didepan Huruf اَلْ terdapat huruf syamsiah
4. Hurufnya ada 14 yaitu ط ث ص ر ت ض ذ ن د س ظ ز ش ل

Alif Lam Qomariyah
1. Pada alif lam Qomariyah terdapat tanda sukun / mati ْ
2. Huruf l اَلْ pada Al Qomariyah dibaca al ( jelas al nya )
3. Didepan Huruf اَلْ terdapat huruf al qomariyah
4. Hurufnya ada 14 yaitu ا ب غ ح ج ك و خ ف ع ق ي م ه


Sumber : http://sisvo94.wordpress.com/materi-pai-s-1/lam-tarif/

Jumat, 21 September 2012

Hukum Mim dan Nun Tasydid

Nun dan Mim Tasydid, yaitu:
Setiap nun atau mim yang bertsydid.
Huruf yang bertasydid pada dasarnya berasal dari 2 huruf, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. 

Mim Tasydid, yaitu:
Mim Tasydid berasal dari 2 huruf mim, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Mim yang pertama dimasukkan / berpadu ke dalam mim yang kedua, maka terjadilah satu huruf yang bertasydid.
Hukum Mim tasydid: Harus dibaca ghunnah (mendengung), 2 harakat.
Mim yang bertasydid disebut juga tasydidul ghunnah.  

Nun Tasydid, yaitu:
Nun Tasydid berasal dari 2 huruf nun, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Nun yang pertama dimasukkan / berpadu ke dalam nun yang kedua, maka terjadilah satu huruf yang bertasydid.
Hukum Nun tasydid: Harus dibaca ghunnah (mendengung), 2 harakat.
Nun yang bertasydid disebut juga tasydidul ghunnah.


Sumber : http://islamkul.blogspot.com/2010/08/huikum-bacaannun-dan-mim-tasydid.html

Rabu, 19 September 2012

Hukum Idgham

Idgham adalah bertemunya antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke dalam huruf yang lain. Maka dari itu, bacaan idgham harus dilafazkan dengan cara meleburkan suatu huruf kepada huruf
setelahnya. Terdapat tiga jenis idgham:
1. Idgham Mutamatsilain  (yang serupa) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama sifat dan makhrajnya (tempat keluarnya), seperti Dal bertemu Dal dan sebagainya. Hukum adalah wajib diidghamkan.

2. Idgham Mutaqaribain (yang hampir) ialah pertemuan dua huruf yang sifat dan makhrajnya hampir sama, seperti Ba' bertemu Mim, Qaf bertemu Kaf dan Tha' bertemu Dzal.

3. Idgham Mutajanisain (yang sejenis) ialah pertemuan antara dua huruf yang sama makhrajnya tetapi tidak sama sifatnya seperti Ta' dan Tha, Lam dan Ra' serta Dzal dan Zha.

Catatan : Huruf pertama (mati) tidak dibaca, langsung pada huruf selanjutnya (pada huruf yang diidghamkan)

Kamis, 13 September 2012

Hukum Mim Mati

Mim mati apabila disambut salah satu huruf hijaiah dapat dibaca dengan empat macam cara, yaitu :
1. IDGHAM MIMI
Idgham Mimi yaitu apabila “Mim mati” bertemu dengan huruf “Mim”. Dan juga disebut “Idgham Mutamatsilain”. Dinamakan “Idgham Mutamatsilain” karena bertemu dua huruf yang sama. Cara membacanya adalah merapatkan dua bibir atas dan bawah sebelah luar serta diikuti suara berdengung dengan dengungan yang sempurna, sehingga disebut juga dengan : “Ghunnah Kamilah” . Temponya adalah 2 sampai 2,5 harakat/ketukan.
Contoh :
لَهُـمْ مَـا يَشَاءُ ☼ لَكُـمْ مَـا كَسَبْتُمْ ☼ يَتَوَفَّاكُـمْ مَـلَكُ الْمَـوْتِ
2. IKHFA’ SYAFAWI
Ikhfa’ Syafawi yaitu apabila “Mim Mati” bertemu dengan huruf “Ba”. Dinamakan Ikhfa’ Syafawi karena makhraj huruf “Mim Dan Ba” ada pada bagian bibir. Cara membacanya adalah merapatkan dua bibir atas dan bawah sebelah dalam dan diikuti dengan suara berdengung. Temponya adalah 2 sampai 2,5 harakat/ketukan.
Contoh :
تَرْمِيْهِـمْ بِـحِجَارَةٍ ☼ اِنَّ رَبَّهُـمْ بِـهِمْ ☼ بَلْهُـمْ بِـلِقَاءِ رَبِّـهِـم
3. IZH-HAR SYAFAWI
Izh-Har Syafawi yaitu apabila “Mim Mati” bertemu dengan huruf “Waw atau Fa”. Dinamakan Syafawi karena makhraj huruf “Mim, Waw dan Fa” ada pada bagian bibir. Cara membacanya adalah merapatkan dua bibir atas dan bawah dan segera membuka kembali, sehingga bunyi Mim mati ketika itu menjadi sangat jelas. Temponya adalah 1 harakat/ketukan.
Contoh :
وَهُـمْ فِـيْهِ ذَالِكُـمْ فِـسْقٌ اَعْمَالُهُـمْ فَـهُمْ
عَنْهُـمْ وَرَضُوْا اُجُوْرَهُـمْ وَيَزِيْدَهُمْ مِنْ رَبِّكُـمْ وَرَحْمَةٌ
Catatan :
Selain Huruf Hijaiyah di atas dibaca Jelas/terang (Izh-Har).

Sumber : http://ssarifin.blogspot.com/2009/10/hukum-mim-mati.html

Senin, 10 September 2012

Hukum Nun Mati dan Tanwin


Hukum Nun Mati dan Tanwin

A. Pengertian
Yang dimaksud dengan tanwin adalah :
“ Tanwin adalah nun mati yang ada pada akhir kalimat isim didalam melafadhkannya atau menyuarakannya tapi bukan didalam tulisannya.”
B. Pembagian Hukum Nun Mati dan Tanwin
dalam hukum nun mati dan tanwin نْ – ً ٍ ٌ jika bertemu dengan huruf hijaiyah yang berjumlah dua puluh delapan terkecuali alif yakni :
ء ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و هـ ي
Akan menimbulkan empat hukum bacaan yaitu Idhar Halqi, Idghom, Iqlab dan Ikhfa Haqiqi.
Alif itu tidak menerima harokat (mati) sedangkan hamzah menerima harokat.

1.Idhar
Menurut bahasa (etimologi) adalah jelas atau tampak.
Menurut istilah (terminologi) adalah melafadhkan huruf idhar dari makhrojnya dengan suara jelas atau terang dengan tanpa disertai mendengung (bilaghunnah). Jumlah huruf idhar ada enam yaitu : ء هـ ع ح غ خ
Dinamakan Halqi dikarenakan keenam huruf tersebut tempat keluarnya adalah berada di tenggorokan.
Kaidah Idhar Halqi
Jika ada nun mati atau tanwin yang bertemu dengan salah satu dari huruf halaq yang enam tersebut, maka harus dibaca dengan suara terang atau jelas, baik bertemunya itu dalam satu kalimat atau dilain kalimat.
Contoh :
Satu kalimat
Nun mati dan tanwin tidak satu kalimat
َانْعَمْتَ    منْ ءَا َمنَ    رَسُوْلٌ أمِيْنٌ   مِنْهُمْ   اِنْ هُوَ    سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ   يَنْحِتُوْنَ   منْ عِلْمٍ   غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ   يَناْءَوْنَ    مِنْ حَسَنَةٍ   قَوْمٌ خَصِمُوْنَ   فَسَيُنْغِضُوْنَ   مِنْ غِلٍّ   عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ   يَنْهَوْنَ   منْ خَيْرٍ   عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ   و المُنْخَنِقَةُ   مَنْ خَافَ    عَذَا بٌ أَ لِيْمٌ

2. Idghom
Idghom menurut bahasa adalah memasukkan sesuatu kepada sesuatu.
Idghom menurut istilah terminologi adalah bertemunya huruf yang mati dengan huruf yang hidup, sehingga ketika dibaca akan serupa dengan huruf yang bertasydid.
a. Pembagian Idghom
Idghom dalam bab nun mati dan tanwin terbagi menjadi dua yaitu :
1. Idghom Bighunnah (idghom naqish)
2. Idghom Bilaghunnah (idghom kamil)
b. Macam-Macam Idghom
1. Idghom bighunnah :
Yaitu apabila ada nun mati atau tanwin yang bertemu dengan salah satu huruf empat, yaitu : ي, ن , م , و
Cara membacanya : Huruf pertama yang berupa nun mati dan tanwin dimasukkan ke huruf yang kedua dengan disertai dengung (brengengeng).
Idghom artinya memasukkan sesuatu kepada sesuatu
Bi Ghunnah artinya dengan disertai suara dengung.
Contoh : منْ وَّرَاءِ هِمْ , هُدىً ِمنْ رَّبِّهِمْ , حِطَّةٌ نَّغْفِرْ لكُمْ
Pengecualian
Idhar wajib : Apabila ada nun mati yang bertemu dengan huruf wawu atau ya’ dalam satu kalimat, maka yang demikian itu harus dibaca dengan terang atau jelas. Dikarenakan jika diidghomkan takut menyerupai dengan huruf Mudhoaf (huruf dua yang sama) Contoh : دُنْيَا , بُنْيَا نٌ , صِنْوَا نٌ , قِنْوَانٌ
2. Idghom bila ghunnah
Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari dua huruf yaitu : ل dan ر
Cara membacanya : Huruf pertama yang berupa nun mati atau bertanwin dimasukkan kesalah satu dari dua huruf dengan tidak disertai suara dengung ( Bilaghunnah ).
Contoh : ِمنْ رَّ ِبّهِمْ , غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ , هُدىً لِّلْمُتَّقِيْنَ , يُبَيِّنْ لَكُمْ
3. Iqlab
Arti menurut bahasa yaitu membalik atau menukar. Sedang menurut istilah adalah menjadikan huruf pada tempatnya huruf yang lain disertai dengan dengungan (ghunnah).
Apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ب
Cara membacanya huruf pertama yang berupa nun mati atau tanwin diganti/ditukar menjadi suara mim karena bertemu dengan huruf ب
Contoh: منْ بعْدِ , ينْبُتُ , سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ

4. Ikhfa’
Apabila ada nun mati atau tanwin yang bertemu dengan salah satu huruf lima belas yaitu:
دُمْ طَيِّباٌ زِدْ فِى تُقىً ضَعْ ظَا لماً جَادَ شَخْصٌ قَدْ سَمَا اَ كَمْ ثَن صِفْ ذَا
Cara membacanya: Huruf pertama yang berupa nun mati atau tanwin dibaca dengan suara samar karena bertemunya dengan salah satu huruf lima belas tersebut.
Cara membaca ikhfa dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Aqrob (اقرب) adalah yang lebih dekat dengan idhar yaitu membacanya seperti idhar tetapi disertai dengung sehingga menjadi samar. Adapun hurufnya ada tiga yaitu ت , ط , د .
Contoh : ُمنْتَهُوْنَ , يَنْطِقُوْنَ ,
2. Ab’ad (ابعد) adalah yang lebih jauh dari idhar yaitu ketika membaca sangat nampak dengungnya atau samarnya sehingga suara nun mati atau tanwin menjadi hilang sama sekali. Adapun hurufnya ada dua yaitu ق dan ك Contoh : منْ قبل, منْك
3. Ausath (اوسط) adalah pertengahan antara ikhfa’ aqrob dan ikhfa’ ab’ad dalam hal kesamaran membacanya. Adapun hurufnya ada satu yaitu ف . Contoh : ِمنْ فَضْل الله
Sedangkan selain dari huruf Ikfa’ Aqrob, Ab’ad dan Ausath boleh dibaca dengan dua wajah yaitu Aqrob atau Ausath
Contoh : إِنْ جآءَ كم , يَنْظُرُوْنَ

Sifat-sifat Huruf

صِفَاتُ الحُرُوفِ
(SIFAT-SIFAT HURUF)

Setelah mempelajari Makharijul huruf, belumlah cukup jika tidak dilanjutkan dengan mempelajari sifat-sifat huruf. Karena sangat mungkin, seseorang dapat mengucapkan huruf ب (ba’) pada lafad لََهَبٍ وَتَبَّ dengan tepat sebagaimana makhrajnya, namun bacaan tersebut belum bisa dikatakan benar dan sempurna, sehingga harus di ucapkan sesuai dengan salah satu sifatnya, yaitu qalqalah.

Oleh karena itu, tujuan utama mempelajari sifat-sifat huruf adalah agar setiap huruf yang kita ucapkan, sesuai dengan hurufnya baik tempat maupun sifatnya.

Sifat-sifat huruf terbagi menjadi dua bagian:
1. Sifat Yang Memiliki Lawan
a. Al Hams x Al Jahr
b. Asy Siddyah x Ar Rakhwah
c. Al Isti’la’ x Al Istifal
d. Al Ithbaq x Al Infitah
e. Al Idzlaq x Al Ishmat
2. Sifat Yang Tidak Memiliki Lawan
a. Ash Shafir
b. Al Qalqalah
c. Al Lien
d. Al Inhiraf
e. At Takrir
f. At Tafasyi
g. Al Istithalah

SIFAT YANG MEMILIKI LAWAN
1. Segi Nafas:
a. الهَمْسُ (Al Hams), artinya keluarnya nafas ketika membaca huruf-huruf yang mempunyai sifat Al Hams. Hurufnya ada sepuluh (10) yaitu:
ف – ح – ث – هـ – ش – خ – ص – س – ك – ت atau terangkum dalam kalimat فَحَثَّهُ شَخْصٌ سَكَتْ
Kebalikan dari Al Hams adalah Al Jahr
b. الجَهْرُ (Al Jahr) yaitu menahan nafas ketika membaca huruf-huruf yang bersifat Al Jahr. Huruf-hurufnya ada delapan belas (18), atau selain hurufnya Al Hams. Yaitu :
ع – ظ – م – و- ز- ن – ق – ا- ر- ء- ذ- ي- غ – ض – ج – د- ط – ل – ب atau terangkum dalam kalimat عَظُمَ وَزْنَ قَارِئٍ ذِيْ غَضَّ جَدَّ طَلَبِ

2. Segi Suara:
a. الشِّدَّةُ (Asy Syiddah), artinya tertahannya suara ketika membaca huruf-huruf yang mempunyai sifat Asy Syiddah. Hurufnya ada delapan (8), yaitu;
أ – ج – د- ق- ط- ب – ك- ت Atau dalam kalimat; أَجِدْ قَطٍ بَكَتْ
Kebalikan dari Asy Syiddah adalah Ar Rakhwah
b. الرَّخْوَةُ (Ar Rakhwah) yaitu terlepas atau keluarnya suara ketika membaca huruf-hurufnya. Hurufnya ada lima belas (15), atau selain hurufnya Asy Syiddah. Yaitu:
خ – ذ – غ – ث – ح – ظ- ف – ض- ش – و – ص – ز- ي – س – هـatau dalam kalimat خُذْغُثَّ حَظٍّ فَضٍّ شَوْصٍ زَيٍّ سَاهٍـ
Keterangan :
Antara sifat Asy Syiddah dengan Ar Rakhwah adalah At Tawassuth, yaitu mengucapkan huruf-hurufnya dengan tidak terlalu ditahan atau terlepaskan (pertengahan antara keduanya). Hurufnya adalah: ل – ن – ع – م – رatau kalimat yang berbunyi: لِنْ عُمَرْ

3. Segi Pangkal Lidah
a. الإِسْتِعْلاَءُ (Al Isti’la’) adalah terangkatnya lidah ke rongga atas ketika mengucapkan huruf-hurufnya. hurufnya ada delapan (8), yaitu :
خ – ص- ض- غ- ط- ق- ر- ظ atau dalam kalimat رُخْصَ ضَغْطٍ قِظْ
Kebalikan dari sifat Al Isti’la’ adalah Al Istifal
b. الإِسْتِـفَالُ (Al Istifal), yaitui posisi lidah menurun. Huruf-hurufnya ada dua puluh (20):
ث – ب – ت – ع – ز – م -ن -ي – ج – و- د- ح-ر – ف- هـ- إ – ذ – س-ل – ش- ك- اatau dalam kalimat ثَبَتَ عَزَّ مَنْ يُجَوِّدُ حَرْ فَهُ إِذْ سَلَّ شَكًّا

4. Lidah dengan Rongga Mulut
a. الإِطْبَاقُ (Al Ithbaq) adalah menempelnya lidah dengan rongga atas ketika mengucapkan huruf-hurufnya. Huruf yang mempunyai sifat Al Ithbaq ada empat (4), yaitu; ص – ض- ط- ظ
Kebalikan dari sifat Al Ithbaq adalah Al Infitah
b. الإِنفِتَاحُ (Al Infitah) adalah terlepasnya lidah dari rongga atas, serta terbukanya kedua bibir. Hurufnya adalah selain huruf-huruf Al Ithbaq, yaitu dua puluh lima (25) huruf :
م – ن – أ- خ – ذ – و – ج – د -س – ع – ة – ف -ز – ك – ح -ق -ل – ه – ش- ر – ب – غ – ي – ث atau مَنْ أَخَذَ وَجَدَ سَعَةً فَزَكَا حَقٌّ لَهُ شَرَبَ غَيْثُ

5. Dari Segi Mudah atau Tidaknya Mengeluarkan Huruf
a. اللإِذْلاَق ُ (Al Idzlaq), adalah mengucapkan huruf dengan mudah, karena posisi makhrajnya berada di ujung lidah atau bibir. Semua huruf yang mempunyai sifat Al Idzlaq ada enam (6);
ف – ر- م- ن- ل- ب atau terangkum dalam kalimat فِرَّ مِنْ لُبٍّ
Lawan dari sifat Al Idzlaq adalah Al Ishmat
b. الإِصْمَاتُ (Al Ishmat) yaitu mengeluarkan huruf Hija’iyyah dengan agak susah atau tertahan. Huruf-hurufnya ada dua puluh dua (22), yaitu:
ج – ز -غ – ش -س – خ – ط – ص – د – ث – ق – ة – إ – ذ -و -ع-ظ- ه – ي- ح – ض – ك atau dalam kalimat جُزَّ غَشَّ سَاخِطٍ صَدَثَقَةً إِذْوَعَظَهُ يَحُضُّكَ

Sumber : Mohd Sabri (sahabat lama)